Jumat, 02 Agustus 2019

Heboh Isu Jual-Beli Data Dukcapil, Kemendagri Langsung Temui Pemilik Akun Twitter yang Memviralkan

Baru-baru ini, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan viralnya isu jual-beli data pribadi masyarakat di jejaring sosial.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan pertemuan dengan Samuel Christian H, sang pemilik akun @Hendralm yang memviralkan isu jual-beli data pribadi masyarakat. Sebagaimana diketahui, isu jual beli data e-KTP dan data kependudukan tersebut sempat viral di jejaring sosial Twitter dan diklaim melibatkan Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil)
"Dialah yang berjasa membuka adanya masalah ini. Jadi Mas Hendra ini meng-upload adanya jual-beli data, nomor telepon, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan Kartu Keluarga (KK) data kependudukan," ujar Dirjen DukcapilKemendagri Zudan Arif Fakrulloh, ketika ditemui wartawan, Kamis (1/8/2019), di Gedung Pusdiklat Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta Pusat.
Zuan menjelaskan pihaknya telah melaporkan Bareskrim Siber terkait adanya praktik jual-beli data kependudukan tersebut. Kendati demikian, pihaknya tidak mempolisikan pihak manapun, termasuk Hendra selaku orang yang memviralkan isu tersebut.
"Tidak melaporkan Mas Hendra. Tidak melaporkan pihak lain, nanti polisi yang akan mendalami," tegasnya.
Menurut Zudan, Hendra justru orang yang berjasa dalam kasus ini karena memberitahukannya ke Dukcapil dan juga publik. Sementara yang dicari oleh pihaknya adalah pelaku yang melakukan penambangan dan memperjual-belikan data kependudukan tersebut.
Pasalnya, pelaku yang mengumpulkan data kependudukan, mengedarkan, dan memanfaatkannya dengan tidak semestinya telah melawan hukum.
"Saya sudah dapat banyak informasi dari Mas Hendra, dia bisa menjelaskan bagaimana cara jual-beli data di dalam grup Facebook itu," ungkapnya.
Hendra menjelaskan data NIK, KTP, dan KK yang ada dalam grup di jejaring sosial itu bukan dijajakan oleh pemerintah, tetapi oleh akun penjual. Data tersebut pun tidak resmi dari Dukcapil, melainkan dicuri sendiri oleh para penjual dari berbagai sumber.
"Itu bukan akun official dari pemerintah," tegasnya.
Duduk Perkara 
Hendra menjelaskan, isu praktik jual-beli data pertama kali diketahuinya dari salah satu grup jejaring sosial Facebook bernama 'Dream Market Official'. Saat itu, dirinya tengah membantu teman Facebooknya yang tertipu ketika melakukan pembelian tiket pesawat secara online.
"Dia update katanya ketipu mau beli tiket pesawat, pas saya liat komentarnya, dia ketipu dari salah satu anggota grup tersebut," ungkap kepada wartawan, Kamis (1/8/2019), di Jakarta.
Setelah itu, Hendra mencoba bergabung ke dalam grup tersebut. Dia pun kemudian melihat adanya praktik jual-beli data, di mana terdapat anggota grup yang mem-posting sedang mencari NIK dan KK. 
"Saya liat komennya ada yang punya satu juta data, lima ribu data juga. Awalnya dari situ," tegasnya.
Mengetahui hal tersebut, dia pun kemudian membuat postingan soal adanya jual-beli data kependudukan tersebut di akun jejaring sosial Twitternya. Ternyata, informasi tersebut mendapat banyak respon dari warganet sehingga Hendra pun berinisiatif membuat sebuah thread.
"Padahal itu awalnya tweet biasa, karena ada yang nanya datanya buat apa, ya saya lanjutin aja terusin jadi thread," kat Hendra.

Sumber: Akurat.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar