Senin, 08 April 2019

Jepang Sengaja Ledakkan Permukaan Asteroid Demi Sebuah Penelitian

Jepang memang dikenal dengan kemajuan teknologinya, Jepang juga dikenal dengan penelitian-penelitian dari para ilmuwan gila-nya, salah satu eksperimen gilanya adalah meledakan pesawat ruang akasanya.
Hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh kantor Antariksa Jepang, Jaxa, yang telah mengumumkan bahwa salah satu pesawat ruang angkasanya, Hayabusa-2 telah meledak di asteroid Ryugu. Peledakan tersebut dengan cara menembakkan small carry-on impactor(SCI) ke salah satu kawah di asteroid itu. Hal ini dikabarkan akun Twitter resmi kantor antariksa Jepang, @haya2e_jaxa. Melalui akun tersebut, misi penelitian ini diklaim berlangsung normal dan tidak mengalami kendala setelah evakuasi
SCI tersebut merupakan sebuah alat peledak dari tembaga berbobot 2 kilogram dan memiliki. Alat peledak ini berbentuk seperti kerucut dengan tujuan untuk membentuk kawah buatan di permukaan asteroid. Kawah buatan itu nantinya akan  dipelajari dengan lebih rinci dalam beberapa bulan mendatang.
Dilansir dari Mashable, Senin (8/4) SCI ditembak dari ketinggian 500 meter dari permukaan asteroid, dan waktu dari pelepasan dan ledakan adalah sekitar 40 menit.
[SCI] The SCI operation is at 11:53am JST (ground reception time). We will then watch the situation of the spacecraft for a few minutes. Previously we tweeted that we could confirm the operation of the SCI, but confirming the operation itself is not yet possible.
[SCI] April 5 at 11:56 JST. The SCI operation time has passed and we have confirmed there is no problem with the spacecraft during the evacuation operation.
43 people are talking about this
Dalam konferensi pers setelah ledakan, manajer misi merasa khawatir tentang puing-puing pasca operasi ledakan. Tetapi ia juga  mengatakan tidak ada awak yang melakukan kontak dengan pesawat ruang angkasa.

Pesawat ruang angkasa Hayabusa-2 diketahui telah meluncur sejak 2014. Pesawat itu memang dikhususkan untuk meneliti permukaan asteroid Ryugu. Penelitiannya itu sendiri dimulai sejak Juni 2018. Pasca peledakkan itu, Hayabusa-2 dijadwalkan kembali ke Bumi dengan membawa sampel batu dan tanah dari Ryugu, pada Desember 2020.   Sampel ini diharapkan membantu para peneliti untuk lebih memahami asal-usul tata surya.

Sumber: Akurat.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar