Hasil riset dari Microsoft bersama IDC mengatakan bahwa tingkat kepercayaan konsumen Indonesia hanya 44 persen saja, alasannya adalah mayoritas masyarakat Indonesia belum percaya bahwa data pribadinya dikelola dengan baik oleh penyedia layanan digital.
Head of Operation IDC Indonesia Meivira Munindra menjelaskan pihaknya bersama Microsoft melakukan riset studi mengenau tingkat kepercayaan terhadap layanan digital dengan melibatkan sekitar 6.372 konsumen di wilayah Asia-Pasifik.
Di Indonesia sendiri studi tersebut melibatkan 457 konsumen dengan rentang usia 15 tahun hingga 75 tahun yang diklasifikasikan berdasarkan generasi Z, generasi Y, generasi X hingga Baby Boomer.
"46 persen dari konsumen di Indonesia yang tingkat kepercayaannya berkurang ketika menggunakan layanan digital," ujar Meivira, dalam acara pemaparan Microsoft-IDC Study, Rabu (26/6/2019), di Jakarta.
Menurutnya, sebanyak 46 persen konsumen survei tersebut pernah merasakan pengalaman negatif terkait pengelolaan data pribadinya ketika menggunakan layanan.
"Contoh Negatif Trust Experience banyak hal sih, pertama dari Privacy bridge, hack juga lumayan sering, Phising, sekarang itu udah macam-macam sebenarnya," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee mengatakan sebagian besar konsumen Indonesia belum mempercayai organisasi atau penyelenggara layanan digital dalam hal mengelola data pribadi.
Adapun faktor penyebab ketidakpercayaan konsumen terhadap layanan digital antara lain pelanggaran terkait keamanan sebanyak 59 persen, privasi 57 persen, dan keandalan layanan digital 53 persen.
Sumber: Akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar