Para ilmuwan membandingkan 15 atlet yang berlari di Maraton Boston. Peneliti mengkaji bakteri veillonella yang dianggap sebagai bakteri baik, yang terdapat pada para atlet. Bakteri itu biasanya jarang ditemukan pada manusia umumnya.
Atlet atau orang yang selalu aktif berolahraga ternyata memiliki kuantitas bakteri baik dibandingkan orang yang malas. Ah… masa sih? Hasil penelitian itu mendorong orang untuk terus aktif berolahraga agar memiliki banyak bakteri baik.
Para pakar kini percaya bahwa olahraga justru mampu mendatangkan bakteri yang bisa menyehatkan tubuh. Sebelumnya, bakteri umumnya terdapat pada suplemen probiotik.
Para peneliti dari Joslin Diabetes Center, Boston, mengungkapkan orang yang malas olahraga biasanya minum probiotik. Namun, mereka tetap mendorong orang untuk terus aktif berolahraga agar bakteri veillonella bisa terus aktif terus tumbuh.
“Mikrobiotik itu merupakan mesin metabolism yang sangat bertenaga,” kata Dr Aleksandar Kostic, asisten peneliti, dilansir Daily Mail pada Selasa (25/6).
Dia menambahkan, bakteri baik itu bisa melindungi mereka dari berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan kematian dini. Mikrobiotik itu juga bisa mencegah berbagai penyakit seperti kanker usus, kondisi imunitas, dan obesitas.
“Kita fokus pada organisme seperti veillonella yang jumlahnya semakin meningkat saat berolahraga,” kata Kostic.
“Bakteri itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak aktif,” jelasnya.
Dia menambahkan, Veillonella itu relative unik sebagai mikrobiologi pada manusia. Bakteri itu mengunakan asam laktat sebagai sumber karbon. Asam laktat itu merupakan sampah yang dihasilkan saat orang berolahraga dan bisa menyebabkan kram.
Dengan demikian, perpaduan antara bakteri baik dan olahraga menjadi kombinasi yang baik. Apalagi olahraga sangat dipercaya bisa meningkatkan kesehatan jantung. Banyak orang yang menderita penyakit jantung dan diabetes tipe dua juga diwajibkan untuk tetap aktif.
Sumber: Akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar