Rumor terkait realisasi jaringan 5G memang saat ini santer terdengar, banyak media yang memberitakan terkait jaringan 5G ini. Tapi nampaknya 5G tidak akan terealisasi dalam waktu dekat ini.
Hal ini di pertegas oleh statement dari Perusahaan telekomunikasi Ericsson yang menyebut implementasi 5G secara global lebih cepat dari perkiraan. Pihaknya memprediksi adanya peningkatan jumlah pelanggan broadband seluler sebesar 400 juta pada 2024.
Head of Network Ericsson Indonesia dan Timor-Leste Ronni Nurmal, mengatakan hal tersebut seiring dengan pengembangan dan implementasi jaringan 5G yang kian marak.
Berdasarkan Ericsson Mobility Report semester pertama 2019 menunjukkan bahwa langganan 5G secara global bisa mencapai 1,9 miliar.
"Mengalami peningkatan sebesar 27 persen dari 1,5 miliar, perkiraan pada November 2018," ujarnya saat pemaparan Ericsson Mobility Report edisi Juni 2019, Rabu (10/7/2019), di Jakarta.
Jangkauan 5G secara global, kata Ronni, diperkirakan mencapai 45 persen dari populasi dunia pada akhir 2024. Angka tersebut diklaim dapat bertambah menjadi 65 persen.
Pasalnya jaringan generasi terbaru itu sudah bisa diimplementasikan pada pita frekuensi LTE dengan adanya teknologi spektrum sharing.
Salah satu yang menjadi faktor utama pesatnya adopsi 5G ialah operator telekomunikasi yang kini telah menyediakan layanan 5G. Sejalan dengan kehadiran ponsel pintar yang mendukung jaringan tersebut.
"Ini yang secara global kita lihat pada 2024, (sebanyak) 76 persen mobile subscription itu akan sudah berbasiskan mobile broadband, jadi yang feature phone, 2G only dan sebagainya cuma 24 persen," ungkap Ronni.
Dari sisi penggunaan data seluler di Asia Tenggara dan Osenia, Ericsson memprediksi akan ada peningkatan dari 2,3 exabyte pada 2018 menjadi 16 exabyte pada 2024.
Adapun pada Q1 2019, total pengguna data seluler terus meningkat hingga 82 persen secara year-on-year. Sementara untuk penggunaan data per ponsel setiap bulannya tumbuh dari 3,6 gigabyte menjadi 17 gigabyte.
Menurutnya Ericsson, sebanyak 12 persen pelanggan di Asia Tenggara dan Osenia akan beralih atau menggunakan 5G pada 2024. Jaringan super cepat itu pun diklaim akan membawa 35 persen trafik data seluler secara global.
Sumber: Akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar