Rabu, 22 Mei 2019

Meninggalnya Ustadz Arifin Ilham Dikarenakan Kanker Getah Bening, Berikut Faktor Resiko Kanker Getah Bening

Kabar duka menyelimuti umat Islam di Indonesia, pasalnya umat Islam di Indonesia baru saja kehilangan salah satu dai besar di Indonesia, ialah Ustaz Arifin Ilham, yang baru saja dipanggil oleh sang pencipta saat menjalani perawatan di Penang, Malaysia, pada Rabu, (22/5) malam pukul 23:40 waktu setempat.
Ustadz berusia 49 tahun itu diketahui meninggal akibat kanker kelenjar getah bening atau dalam bahasa medis disebut limfoma.
Dilansir AkuratHealth dari Medicalnewstoday, kanker kelenjar getah bening dapat terjadi ketika ada pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali yang tumbuh dan menyebar, bukannya mati seperti yang terjadi dalam siklus hidup sel normal.
Jaringan limfatik terhubung ke seluruh tubuh. Jika sel kanker berkembang dalam sistem limfatik atau sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening, ini dapat menyebar dengan mudah dari lokasi semula ke jaringan dan organ lain, termasuk yang di luar sistem.
Limfoma paling sering menyebar ke hati, sumsum tulang atau paru-paru. Terdapat dua jenis kanker ini yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma non Hodgkin. Pada Limfoma Hodgkin, kanker biasanya mempengaruhi satu kelenjar getah bening, satu demi satu secara berurutan.
Sedangkan limfoma non hodgkin adalah kanker dapat timbul pada kelenjar getah bening yang berbeda, melompati beberapa kelenjar getah bening.
Ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena salah satu jenis penyakit kanker yang mematikan ini, berikut ini diantaranya;
Faktor risiko limfoma non-Hodgkin 
Umur
Sebagian besar kasus limfoma terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas, tetapi beberapa jenis lebih cenderung memengaruhi anak-anak dan dewasa muda.
Jenis kelamin
Jenis limfoma non hodgkin lebih cenderung menyerang wanita dibandingkan pria.
Paparan bahan kimia dan radiasi
Radiasi nuklir dan beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pertanian telah dikaitkan dengan limfoma non hodgkinini.
Kekebalan tubuh lemah
Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena HIV, AIDS lebih berisiko terkena limfoma.
Penyakit autoimun 
Limfoma terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri. Contohnya seperti rheumatoid arthritisdan penyakit celiac.
Infeksi
Orang yang terinfeksi virus dan bakteri tertentu seperti virus Epstein-Barr (EBV) menyebabkan demam kelenjar. Orang yang pernah mengalami demam kelenjar lebih berisiko mengalami limfoma.
Faktor risiko limfoma Hodgkin
Mononukleosis menular
Infeksi virus EBV dapat menyebabkan mononukleosis, yang meningkatkan risiko limfoma.
Umur
Orang yang berusia antara 20 dan 30 tahun dan orang yang berusia di atas 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena limfoma hodgkin.
Jenis kelamin
Berbanding terbalik dengan limfoma non hodgkin yang lebih banyak menyerang wanita, limfoma hodgkin lebih sering menyerang pria.
Faktor keturunan
Risiko seseorang terkena limfoma akan meningkat jika memiliki anggota keluarga inti seperti ayah, ibu, atau saudara kandung yang menderita jenis kanker yang sama.
Kemakmuran
Orang dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi berisiko lebih besar terkena, meski tidak ada bukti medis pasti yang jelas mengenai ini. Namun, dalam banyak kasus membuktikan hal tersebut benar terjadi.


Sumber: Akurat.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar